Bagi saya sendiri buku ini cukup menarik. Banyak hal
hal-hal yang tidak pernah terduka sebelumnya, dan diceritakan didalamnya.
Berbagai pengalaman-pengalaman Ed sebagai seorang medium bagi “sang jiwa” dan
orang terkasihnya membuka pemikiran saya tentang hal-hal seperti ini. Hingga
saat ini pun saya masih berfikir, benarkah pelangalaman ini? Karena saya sendiri
belum pernah mengalaminya. Saya tahu, bahwa tidak semua orang dapat memiliki
karunia seperti ini, namun justru karena itulah hal ini saya pertanyakan. Di
dunia Filsafat pun kita belajar bahwa kemana jiwa seseorang pergi setelah mati
masih menjadi suatu misteri, dan masih merupakan pertanyaan yang belum
terpecahkan. Memang agak sulit bila hal ini kita lihat dari segi logika/rasio
dibandingkan melihatnya dari sudut pandangan iman kita.
Untuk itu, saya mencoba menerima pengalaman Ed ini
sebagai suatu “pengalaman” manusia yang unik. Dalam bukunya Ed menjelaskan
mengenai kisah-kisah perjumpaannya dengan jiwa-jiwa yang membutuhkan bantuannya
sebagai medium bagi “sang jiwa” untuk mencoba berkomunikasi dengan orang-orang
yang ditinggalkannya. Ada banyak kisah yang menyentuh hati. Beberapa
diantaranya menarik perhatian saya, misalnya kisah tentang seruan peringatan di
Pantura. Kisah ini cukup tragis, dimana seorang tukang parkir meninggal karena tergencet truk yang akan parkir dengan
kecepatan tinggi. Timbul pertanyaan dibenak saya ketika membaca kisah ini,
mengapa Ed tidak memaksa si tukang parkir untuk pindah dari tempat itu? Padahal
ia tahu bahwa akan terjadi hal buruk apabila ia berlama-lama disana. Tetapi
baiklah, karena saya mencoba menerima pengalaman Ed ini sebagai sebuah
“pengalaman” maka saya tidak akan banyak menunutut (hehehe…). Tidak hanya ini,
kisah tentang Ayu dan Kasih pun menarik bagi saya. Ada manusia yang karena
memiliki kontak batin yang kuat dengan saudara kembarnya sehingga ia dapat
bertemu dengan jiwa saudara kembarnya tersebut, walaupun dengan perantaraan
sang medium. Atau kisah tentang jiwa seorang anak kecil yang tinggal di rumah
Mrs.Taylor yang akhirnya pulang bersama Ed, dan ketika sudah saatnya jiwa itu
“kembali” Ed merasa sangat sedih. Ataupun kisah tentang jiwa seorang anak yang
meninggal karena kebakaran.
Ada beberapa teori yang menurut saya coba disampaikan
oleh Ed untuk menjelaskan fenomena pengalaman-pengalamannya ini, misalnya
mengenai bagaimana terjadinya proses penampakan jiwa, atau dapatkah kita
berkomunikasi dengan jiwa, dan saya rasa hal itu cukup menjalaskan bagi saya.
Selain itu, Ed juga lewat buku ini mencoba mengubah cara pandang kita terhadap
hal-hal yang bersifat mistik seperti hantu atau makhluk halus, dan saya rasa itu
berhasil. Ed mencoba menggambarkan bahwa setiap jiwa itu baik, dalam arti ia
tidak mempunyai niat untuk menyakiti. Yang jahat adalah pikirannya (jasmaninya).
Merakalah yang sebenarnya takut kepada manusia, bukan malah sebaliknya. Saya
pun agak sependapat dengan hal ini, jiwa menurut saya pada dasarnya baik,
kemampuannya pun kita ketahui jauh dibawah manusia. Manusia punya kebebasan dan
dapat melakukan apa saja (dengan fisiknya tentu saja), sedangkan jiwa tidak.
Nah, kebebasan untuk dapat melakukan apa saja inilah yang terkadang tidak dapat
dikontrol oleh manusia, sehingga menimbulkan kejahatan. Namun, pernyataan saya
diatas ini dapat saya sangsikan sehingga semuanya tampak belum clear bagi saya. Apabila jiwa itu
“baik”, namun mengapa dalam beberapa kisah-kisah pengalaman orang lain di luar
sana mengatakan bahwa ia pernah dipaksa oleh jiwa seseorang (yang telah
meninggal tentu saja) untuk bunuh diri. (walaupun pengalaman ini juga saya
sangsikan, tetapi sama seperti pengalaman Ed, pengalaman ini juga saya terima
sebagai sebuah “pengalaman” dari seseorang).
Setiap orang punya pengalamannya sendiri tentang
fenomena-fenomena seperti ini. Walaupun saya belum pernah merasakan hal-hal
serupa, tetapi saya tetap menerima pengalaman ini sebagai sebuah “pengalaman”.
Ini bisa saya jadikan sebagai sebuah pembelajaran iman, bahwa Allah itu maha
pengasih, dan ada hal-hal tersembunyi yang baik adanya disetiap rencanaNya bagi
kehidupan kita. AMIN!...
No comments:
Post a Comment