“halo pak”
“Rachell dapatkah kau pergi ke Paris
untuk mengurus berita Pameran Alexander?”
“baik pak, akan saya urus.”
“ok, bersiaplah.”
Siang yang cukup terik diawal musim panas
ini. Bosku, Mr.Andrew menugaskanku untuk melaporkan berita mengenai pameran
Alexander musim ini di Paris, Prancis. Aku berada di Paris selama 1 minggu
karena pameran akan dilangsungkan selama 5 hari, dan disana aku tinggal di
sebuah penginapan di pusat kota Paris. Hari pertama ketika aku memulai
pekerjaanku disana berlangsung dengan amat baik, begitu juga dengan hari-hari
berikutnya. Selama berada disana aku juga memanfaatkan waktu luang untuk
berjalan-jalan mengitari kota Paris, diantaranya dengan beberapa kali
mengunjungi Bibliothèque Perpustakaan Nasional Perancis
dan toko-toko buku tua. Aku memasuki sebuah toko buku tua dengan desain bangunan
yang cukup unik yang mampu memikatku untuk berkunjung. Disana ternyata mereka
memiliki beberapa koleksi buku baru, diantara buku-buku itu kutemukan buku berwarna
putih dengan tulisan hitam bercetak tebal bertuliskan “Lost”, oh my God that’s my book that I wrote.
Sambil tersenyum kuambil buku itu, sudah lama sekali sejak buku ini diterbitkan
oleh penerbitku ketika aku masih tinggal di New York. Kubuka lembaran buku itu,
mengingat kembali kisah yang dulu kutulis didalamnya. Seorang Pria tinggi
tiba-tiba berdiri disampingku, ia mengambil buku yang sama denganku.
Kuperhatikan pria itu membuka beberapa halaman didalamnya dengan serius
kemudian pergi seakan tak menyadariku memperhatikannya. Aku tersenyum kecil
didalam hati tak menyangka.
Pekerjaanku berakhir di hari ke-6 aku di
Paris. Aku menghabiskan sisa waktu luang itu dengan berjalan-jalan ke beberapa
tempat indah di Paris. Hari yang sungguh terik dimana kala itu kuputuskan untuk
bersantai sejenak di sebuah mini cafe disepanjang jalan. Setelah menikmati
makan siangku, kulanjutkan lagi perjalanan wisataku ini. Aku berjalan
disepanjang jalan dengan sebuah peta kecil ditanganku, sesekali kubuka lembaran
peta itu untuk melihat arah beberapa tempat. Sementara sibuk memperhatikan
peta, seorang pria tiba-tiba menyambarku hingga terjatuh. “auch...rintihku”.
Pria itu mengulurkan tangannya membantuku untuk berdiri, wajahnya yang
menghalangi pencaran sinar matahari membuatnya terlihat bagaikan malikat.
Kudengar suaranya meminta maaf dan menanyakan keadaanku, saat itu juga aku tersadar
dari lamunanku dan menyambut tanganya yang telulur padaku. Ia mengucapkan kata
maaf dalam bahasa Prancis, dan kubalas dengan mengucapkan “oui, je vais bien merci”. Setelah memastikan diriku baik-baik saja,
ia berjalan pergi. Sambil berjalan pergi, kuperhatikan pria itu dari belakang.
Sesosok bayangan timbul dikepalaku, pria yang kutemui di toko buku beberapa
hari yang lalu. Ya, dia. Aku
memastikan.
Sore itu aku kembali ke penginapan untuk
berkemas, bersiap kembali ke London. Aku berjalan ditengah ramainya kota Paris,
dengan pencaran sinar kuning kemerahan menyinari atap bangunan-bangunan membuat
suasana sore yang damai. Malam itu aku merasa sangat kelelahan. Mungkin karena hari ini aku terlalu
bersemangat, pikirku. Kubaringkan tubuhku diatas tempat tidur dan kemudian
kupejamkan mataku, berharap mimpi indah menghampiriku.
* * *
NL Story