PENDAHULUAN
Kanak-kanak
bagikan kain putih yang dilahirkan bersih tanpa sedikit pengaruh yang negatif. Ibu bapa dan orang-orang
disekitarnya yang akan membantu
membentuk bagaimana tingkah
laku kanak-kanak itu nantinya. Oleh karena itu, kanak-kanak haruslah diisi, dididik dan diasuh dengan
berbagai aspek dalam kehidupan dan harus diberi peluang
untuk merasakan
berbagai pengalaman dalam proses
pembelajaran untuk
menjadi seorang individu yang baik. Sejarah
mencatat bahwa Rousseau-lah pendidik yang dengan suara nyaring berseru kepada
para pemimpin untuk betul-betul melihat serta mendengar si anak didik
sebagaimana ia ada,- sifatnya,
kebutuhannya, kemampuannya, minatnya. Hal yang paling mendasar yang perlu kita
ketahui adalah bahwa anak didik ini adalah seorang anak dan bukan seorang
dewasa yang bertubuh pendek.[1]
Dalam bukunya yang berjudul Emile,
Rousseau menggambarkan seorang
kanak-kanak yang dibesarkan di sebuah pulau yang tidak dicemari pengaruh luar
yang penuh dengan kejahatan. Emile belajar dari alam di
bawah bimbingan ibu dan bapanya dalam suasana yang sangat indah. Rousseau menggambarkan Emile sebagai seorang kanak-kanak yang pintar, ia besar dan berkembang dalam suasana yang bebas dari
gangguan luar. Dari sini dapat kita
lihat bahwa Rousseau mau menggambarkan seorang anak yang bertumbuh dengan baik
berdasarkan apa yang ia pelajari tanpa ada tekanan, kekangan, dan paksaan dari
orang lain untuk mengembangkan apa yang ia miliki.
PENGEMBANGAN BAKAT ANAK
Masa ini termasuk masa yang cukup riskan
bagi kanak-kanak. Di masa ini, kanak-kanak sangat senang bereksplorasi untuk
mencari pengetahuan-pengetahuan baru dari lingkungan sekitarnya. Dalam aspek pendidikan awal kanak-kanak, Rousseau
melihat perkembangan kanak-kanak sebagai satu proses yang tidak boleh dipaksa. Kanak-kanak
harus diberikan kesempatan untuk
mengeksplor talenta apa yang ia miliki. Untuk itu tugas orang tua ataupun
orang-orang terdekatnya, adalah bagaimana mengarahkan bakat yang dimiliki anak
ke arah yang mendukung kemampuan si anak. Dengan begitu si anak akan lebih
mampu mengembangkan bakatnya. Seperti apa yang telah dikemukakan oleh Rousseau
bahwa di masa ini kanak-kanak
seharusnya diberikan pendidikan
yang bercorak naturalisme dimana anak mengembangkan bakatnya tanpa gangguan dan halangan.
Saya rasa di zaman modern seperti
sekarang ini, 2 dari 3 orang tua pasti akan memilih memasukkan anaknya ke
sekolah sesuai dengan bakat dan kebutuhan anaknya. Untuk itu sekarang telah
banyak berdiri sekolah-sekolah khusus untuk mengembangkan bakat-bakat anak,
baik itu sekolah musik, modeling, masak, ataupun olahraga. Tidak jarang juga
kita temukan di zaman modern seperti sekarang sudah banyak sekali ahli-ahli psikolog yang memberikan jasa untuk
membantu menemukan bakat-bakat anak lewat peralatan modern, agar bisa lebih
dikembangkan kedepannya. Hal-hal ini dilakukan agar bakat, kemampuan, kebutuhan
anak lebih tersalurkan dengan bebas tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
Jadi kesimpulannya, proses pendidikan berpusatkan kepada kanak-kanak dan
sangat menitikberatkan pada proses perkembangan kanak-kanak secara spontan.
Karena setiap range umur anak ada
minat dan kecenderungan yang berbeda-beda. Pada masa ini, kanak-kanak harus
diarahkan pada apa yang menjadi kecenderungan dan kemampuan yang ada dalam
dirinya. Dan tugas orang tua dan pendidik adalah bagaimana mengarahkan kemampuan
dan kecenderungan yang ada pada anak untuk dapat lebih dikembangkan. Sama seperti
yang dikatakan oleh Rousseau bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mempelajari
bagaimana untuk hidup selayaknya.[2]
No comments:
Post a Comment